Senin, 07 Februari 2011

Motivasi : Pelukan Cinta di 1/3 Malam

oleh Renungan dan Motivasi : Ifta Istiany Notes pada 16 Oktober 2010 jam 11:52
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Pernah baca buku "Chicken Soup for the Soul" ? Dulu ketika saya masih berseragam putih abu-abu, Kakakku yang laki-laki --kakak pertamaku-- memberi saya hadiah buku itu. Isinya tu, uuughh... baguuuuus banget. Membangkitkan semangat, menentramkan jiwa, memberikan alasan-alasan logis kenapa kita harus berbuat baik, tentang kekuatan senyuman, dan satu lagi; manfaat sebuah pelukan. Tetapi pelukan dari Sang Maha Segalanya.

Dan tulisan ini terinspirasi dari cerita di buku tersebut.
---------------------------------------------------

Suatu malam, tersebutlah sebuah keluarga kecil dipelosok desa terpencil. Bukan. mereka bukan tinggal sendirian. Mereka memiliki tetangga disekitar rumah mereka. Namun sayangnya, lingkungan tempat mereka berada adalah sebuah lingkungan padat penduduk tanpa keramahan. Hidup mereka dipisah oleh daun pintu rumah. Begitu daun pintu sebuah rumah itu tertutup, maka terputus pula segala bentuk interaksi dengan dunia luar, kecuali interaksi yang terjadi didalam rumah itu sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin, didalam rumah itu sendiri kehidupan pun masih dipisah, oleh hal yang sama; daun pintu kamar!

Tersebutlah Nila, Mila dan Lila. Sebagai bungsu, justru Nila menjadi anak paling rajin diantara kedua saudara tuanya. Setiap pagi dia membereskan ruang tamu, mencuci piring sisa makanan makan malam lalu dan membereskan apa-apa yang perlu di rapikan. Begitu yang terjadi sepanjang pagi di tiap harinya.
Sesekali, Nila merasa jenuh juga jika harus terus-menerus mengalah menghadapi sikap acuh tak acuh kedua kakaknya.

"Kalau kamu merasa lelah untuk mengalah, berarti kamu selama ini tidak benar-benar iklas untuk mengalah ya?", begitu tanya Nila pada dirinya sendiri. Dan kalimat sama yang diulang-ulang didalam otaknya itulah yang membuat dia bertahan.
Namun apa mau dikata, sebuah kewajaran ketika Nila tidak lagi mampu bertahan dengan semua kegiatan monoton yang dilakukannya sehari-hari.

Paginya pun berubah. Yang tadinya penuh dengan kegiatan, sekarang hanya diisinya dengan tidur, tidur dan tidur. Padahal Nila sudah tidur semalaman, tapi ya mau gimana lagi.

"Masa aku lagi yang masak sarapan? Masa aku lagi yang beres-beres rumah? Masa aku lagi...??!!", batin Nila. Dan suara-suara yang biasa memberi semangat Nila untuk melakukan banyak hal, kini bisu. Tak terdengar.

Tampaknya suasana musim dingin tidak hanya terjadi diluar rumah saja. Bahkan, masuk hingga kedalam rumah Nila sekeluarga. Nila kini yang juga jadi ikut-ikutan acuh-tak acuh. Rumah berantakan, gak ada lagi sarapan tiap pagi, piring menumpuk di wastafel dapur.. Ah, semuaaaanya kacau.

Rapat keluarga pun digelar. Nila mulai disidang oleh kakak-kakaknya.
"Nila, kamu kenapa sih akhir-akhir ini kok berubah?", tanya Lila si sulung.
"Kakak udah jarangn melihatmu terbangun saat kakak bangun. Biasanya kan kamu yang paling awal bangun dirumah kita", sambung Mila.
"Iya! Aku yang paling awal bangun. Aku juga yang membereskan rumah. Selama ini juga aku yang menyiapkan sarapan. Aku, yang sering membereskan semua apa yang kalian tinggalkan. Dan kalian gak pernah tahu hal itu, karena kalian saat itu masih tertidur!!!", Nila berteriak membela diri. Dan suara hatinya itu hanya terdengar oleh telinganya sendiri. Sedangkan Mila terlihat bingung dengan sikap adiknya yang bungkam.

"Ya sudah", kata Lila memutuskan, "sekarang kita buat kesepakatan, bagaimana kalau kita menjaga dan memelihara rumah kita bersama-sama." Sambungnya.
"Lho, memang seharusnya begitu!", protes suara hati Nila.

Hati Nila nelangsa, batin Nila tersiksa. Entah kenapa, Nila merasa kata-kata kakaknya barusan begitu menyakitinya. Seolah selama ini rumah memang tak terurus. Tapi bukankah selama ini Nila yang membereskan semuanya? Meski memang mungkin kakak-kakaknya tidak perrnah tahu karena mereka pasti masih terlelap saat Nila melakukan semua aktifitasnya dipagi buta.

Nila ingin menangis, Nila ingin melelehkan semua sakit hatinya lewat airmata yang mengaliri pipinya. Tapi Nila tidak ingin menangis didepan kakak-kakaknya. Nila tidak mau terlihat lemah didepan mereka. Biar saja Nila yang merasakan semua. Tak perlu lah memberitahu mereka bahwa selama ini justru Nila yang telah melakukan banyak hal untuk mereka. Nila ingin menangis, Nila ingin dipeluk...

Hati Nila semakin terbebani saat diingatnya bahwa biasanya sahabatnya Peri Bunga selalu datang menawarkan pelukan saat dia ingin menangis seperti saat ini. dan entah bagaimana, Nila tak pernah tahu, pelukan hangat dari Peri Bunga yang tubuhnya lebih kecil dari Nila itu mampu memberikan kehangatan yang mengaliri seluruh tubuhnya melebihi jaket bulu panjang yang sering dikenakannya saat musim dingin. Tapi kini sedang musim dingin, Peri Bunga tak mungkin berada diluar sana. Karena peri bunga hanya muncul di selain musim ini.

Lalu Nila juga teringat pada Yoana, sahabat terbaik yang sudah dianggapnya sebagai kakak, yang selalu menyediakan pelukan sayang untuknya saat Nila memintanya. Tapi saat ini Yoana sedang menimba ilmu diluar kota. "Akankah Yoana merasakan bahwa seseorang membutuhkan pelukannya saat ini?", tanya Nila pada hatinya. Namun malam hanya menjawab dengan hembusan dinginnya. Hati Nila benar-benar nelangsa kini. Tak satupun pelukan didapatkannya. Tidak dari Peri Bunga, tidak pula dari Yoana.

"Allah, Nila pengen nangis..." Dan airmatanya pun meleleh.

Airmata Nilapun membuncah dari bendungannya. Dalam sujud panjangnya di tengah shalat malamnya, Nila menangis karena merasa lelah dengan semua ini. Nila juga menangis karena merasa sendiri. Nila akhirnya menangis...
Malam masih sepi, menyisakan hembusan beku. Suasana  musim semi semakin menambah kekakuan yang tercipta. Nila masih ditengah tangisan malamnya ketika dia rasakan sebuah hawa hangat pelan-pelan menyentuh pundaknya. Rasanya seperti sentuhan Peri Bunga.

"Tapi Peri Bunga tak mungkin ada disini..." Ia menyapukan pandangannya keseluruh ruangan. Dan memang Peri Bunga tak ada disana. Sentuhan hangat itu semakin terasa merengkuhnya. Seolah terbawa dalam hangatnya kasih, Nila semakin larut dalam tangisannya didekap pelukan tak bertuan. Dan ketika Nila mulai menyadari bahwa tak seorangpun yang memeluknya, ia kemudian tahu bahwa yang kini mendekapnya dengan kehangatan adalah Allah Sang Maha Segalanya.

Allah Yang Maha Mulia yang kini sedang memeluknya dengan kehangatan yg merasuk kedalam dada dan sanubarinya. Pelukan tangan Ilahi yang sangat menentramkan dan menghangatkan jiwanya yg pilu. Yaa..disaat semua kemungkinan tidak mungkin lagi terjadi, saat itulah usapan tangan Allah menepis airmata yang berjatuhan. Nila kini tak sendirian lagi, Nila kini tak nelangsa lagi. Nila mendekap balik kehangatan yang sekarang dirasakannya, "Nila sayang Allah...", akunya.

Malam musin dingin dengan tangisan Nila ditengah munajat tahajud kepada Rabbnya. Tanpa Peri Bunga. Tanpa Yoana. aplagi kakaknya Mila dan Lila. tapi Nila selalu punya Allah yang akan menemaninya kapan saja..

Ketika semua beban kehidupan terasa menghimpit, ketika tiada lagi tempat pelarian yg nyaman utk sekedar menenangkan diri, ketika tubuh ini membutuhkan pelukan untuk menguatkan segala sesak dan derita batin..larilah menuju RumahNya. Yaa, menuju rumahNya disaat-saat yg tepat yaitu saat Dia turun kebumi dan berfirman:” Siapa yg meminta kepadaKu Aku beri, Siapa yg memohon ampun Aku ampuni, dan siapa yg berdoa Aku kabulkan..”, dan itu terjadi setiap malam.

Saudaraku tercinta..
Ketahuilah..sesungguhnya ketika kamu menenmpuh jalan, lalu kamu dapatkan semua jalan telah buntu, pintu2 rumah telah terkunci, dan ternyata tidak kamu dapati kecuali orang-orang lemah dan pengecut. Maka ketahuilah bahwa ditutupnya pintu-pintu itu adalah agar kamu mengetuk pintuNya.. Dia rindu untuk mendengar darimu lantunan seruan : Yaa Tuhanku..!

Barakallahufikum..
Wasssalam
----------------------
- Angel -

RENUNGAN : Jenazah Airlane

oleh Renungan dan Motivasi : Ifta Istiany Notes pada 01 Februari 2011 jam 8:24
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Prolog:Jika kemarin saya menulis sebuah renungan di RDM tentang 'Dua Posisi Lowongan Seumur Hidup' yaitu lowongan ke surga atau neraka, maka sekarang saya persembahkan sebuah renungan lagi sebagai pengingat untuk diri saya sendiri dan semua saudaraku tentang bagaimana kita menuju kesana ( Akherat = surga atau neraka).

Bila kita akan ‘berangkat” dari alam ini, ia ibarat penerbangan ke sebuah negara.
Dimana informasi tentangnya tidak terdapat dalam brosur penerbangan, tetapi melalui Al-Qur’an dan Al-Hadist..

Di mana penerbangan bukannya dengan Garuda Airlines, Singapore Airlines, atau US Airlines, tetapi Al-Jenazah Airlines.

Di mana bekal kita bukan lagi tas seberat 23Kg, tetapi amalan yang tak lebih dan tak kurang.
Di mana bajunya bukan lagi Pierre Cardin, atau Christion Dior atau setaraf dengannya, akan tetapi kain kafan putih.

Di mana pewanginya bukan Channel atau Polo, tetapi air biasa yang suci. Di mana passport kita bukan Indonesia, British atau American, tetapi Agama-Islam.

Di mana visa kita bukan lagi sekedar 6 bulan, tetapi ‘Laailaahaillallah’. Di mana pelayannya bukan pramugari jelita, tetapi Izrail dan lain-lain. Di mana servisnya bukan lagi kelas business atau ekonomi, tetapi sekedar kain kafan yang diwangikan.

Di mana tujuan mendarat bukannya Bandara Cengkareng, Heathrow Airport atau Jeddah International, tetapi tanah pekuburan.

Di mana ruang menunggunya bukan lagi ruangan ber AC dan permadani, tetapi ruang 2×1 meter, gelap gulita. Di mana pegawai imigrasi adalah Munkar dan Nakir, mereka hanya memeriksa apakah kita layak ke tujuan yang diidamkan.

Di mana tidak perlu satpam dan alat detector. Di mana lapangan terbang transitnya adalah Al Barzah.
Di mana tujuan terakhir apakah Syurga yang mengalir sungai di bawahnya atau Neraka Jahannam.

Penerbangan ini tidak akan dibajak atau dibom, karena itu tak perlu bimbang. Sajian tidak akan disediakan, oleh karena itu tidak perlu merisaukan masalah alergi atau halal haram makanan.
Jangan risaukan cancel pembatalan, penerbangan ini senantiasa tepat waktunya, ia berangkat dan tiba tepat pada masanya. Jangan pikirkan tentang hiburan dalam penerbangan, karena anda telah
hilang selera bersuka ria.

Jangan bimbang tentang pembelian tiket, karena tiket telah siap di booking sejak ruh anda ditiupkan di dalam rahim ibu. YA...!BERITA BAIK!! Jangan bimbangkan siapa yang duduk di sebelah anda. Anda adalah satu-satunya penumpang penerbangan ini.

Oleh karena itu bergembiralah selagi bisa! Dan sekiranya anda bisa! Hanya ingat! Penerbangan ini datang tanpa ‘Pemberitahuan’. Cuma perlu ingat!! Nama anda telah tertulis dalam tiket untuk Penerbangan. …

Saat penerbangan anda berangkat… tanpa doa Bismillahi Tawakkaltu ‘Alallah, atau ungkapan selamat jalan. Tetapi Inalillahi Wa Inna ilaihi Rajiuun….

Anda berangkat pulang ke Rahmatullah. Mati. ADAKAH KITA TELAH SIAP UNTUK BERANGKAT?
‘Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian. Karena dengan kecerdasannya dia akan mempersiapkan segala perbekalan untuk menghadapinya.’

ASTAGHFIRULLAH, semoga ALLAH SWT mengampuni kita beserta keluarga…Amiin
WALLAHU A’LAM
-------------------------------------------------

Catatan tambahan dari admin :

Penerbangan ini berlaku untuk segala umur… tanpa kecuali, maka perbekalan lebih baik dipersiapkan sejak dini….. sangat tidak bijak dan tidak cerdas bagi yang menunda-nunda mempersiapkan perbekalannya.

SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad…Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik:
“Wahai Fulan Anak Si Fulan..Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu???
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu??
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu??
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu??

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan… ..Terdengar Dari Langit Suara Memekik:
“Wahai Fulan Anak Si Fulan…Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah ? Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara??
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa?
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara..?

Ketika Mayat Siap Dikafan… Suara Dari Langit Terdengar Memekik:
”Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha Allah. Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah.

Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal. Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya Kini. Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan.”

Ketika Mayat Diusung. … Terdengar Dari Langit Suara Memekik:
“Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan. Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat.”

Ketika Mayat Siap Dishalatkan. …Terdengar Dari Langit Suara Memekik:
“Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat. Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik. Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk.”

Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat….terdengar Suara Memekik Dari langit dan bumi berseru:
”Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini ??

Wahai Fulan Anak Si Fulan….
Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis. Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka. Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa.”

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian… .Allah Berkata Kepadanya:
“Wahai Hamba-Ku…. .
Kini Kau Tinggal Seorang Diri. Tiada Teman Dan Tiada Kerabat. Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap.. Mereka Pergi Meninggalkanmu. . Seorang Diri.
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku.
Hari Ini,….Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku,
Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu.
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya”.

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman: “Wahai Jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya.Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba- Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku”
--------------------------------------------

Anda Ingin Beramal Shaleh…?
Tolong Kirimkan Kepada Rekan-Rekan Muslim Lainnya Yang Anda Kenal…!!!Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam menjalani hidup ini.

Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut)
dan dalam sebuah hadistnya yang lain, beliau bersabda “wakafa bi almauti wa’idha”, artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagimu!

Atau dalam hadistnya yg lain: " Banyak-banyaklah kalian mengingat kejadian yang akan menghancurkan segala kelezatan, yaitu MAUT !"

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin…..

Barakallahufikum
Wassalam
---------------------
- Angel -